Hasil panen sawit berupa tandan buah segar (TBS) selama ini dijual ke pabrik untuk diolah menjadi CPO dan berbagai produk turunannya. Pernahkan terpikir untuk mengolah sendiri TBS tersebut ?
Ilustrasi berikut menjadi gambaran sederhana untuk pengolahan TBS secara mandiri.
Dan hasil pengolahan sawit mandiri adalah :
Ternyata dari pabrik pengolahan sawit mandiri ini juga BISA dihasilkan minyak sawit.
Pertanyaannya, apakah kualitas minyak sawit yang dihasilkan sama seperti CPO (Crude Palm Oil) atau minyak goreng hasil refinery ?
Hal ini masih perlu di diskusikan lebih lanjut.
Secara sederhana, pengolahan sawit menjadi minyak memiliki tahapan berikut :
- Angkutan sawit : dapat dilakukan secara mekanis dengan truk, maupun secara manual dengan orang.
- Pemisahan brondolan dari janjang (untuk mendapatkan brondol dengan kandungan minyak terbesar) : dilakukan sebelum perebusan. Brondolan dikumpul sendiri dan janjang yang belum rontok brondolannya dikumpul sendiri. Khusus untuk janjang yg belum rontok brondolannya dapat dilakukan setelah perebusan.
- Pemisahan kulit buah (mesocarp) dari cangkang (minyak sawit hanya terdapat di kulit buah) : dilakukan dengan pemipihan secara manual. Hasil pemipihan dikumpulkan dalam tempat khusus supaya minyaknya tidak tercecer.
- Press kulit buah (untuk mendapatkan minyak sawit) : dilakukan dengan mesin press manual maupun mesin press mekanik. Proses press dapat dilakukan berulang.
- Pemurnian minyak sawit : dapat dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis, dimana air berada dibawah dan minyak sawit berada diatas.
Dilihat dari gambar diatas, hasil pengolahan minyak sawit mandiri memiliki warna merah (red virgin palm oil).
Jika kita telusuri di internet dengan kata kunci “red virgin palm oil” maka muncullah gambaran produk yang dijual berbasis minyak merah sawit.
Dari hasil penelusuran ini, ternyata pohon industru atau produk dari tandan buah segar tidak hanya CPO (crude palm oil) seperti yang selama ini dikenal, tetapi juga Red Virgin Palm Oil (RVPO). Pembedanya adalah di cara pengolahannya saja. CPO diolah dipabrik yang modern, sedangkan RVPO dapat diolah secara mandiri dan sederhana.
Hal ini tentu memancing imajinasi kita selaku Planter, apakah RVPO bisa dihasilkan dari kebun sawit rakyat (PSR) ?
Silahkan para stakeholder perkebunan sawit dan para Planters mendiskusikan dan membahas hal ini secara lebih mendalam.
Maju terus Planter Indonesia Hebat… !
Komunikasi lebih lanjut dapat dilakukan ke :
Lembaga Diklat Best Planter Indonesia
Telp/ WA : 0812 1997 193 (Friyandito), email : bpi@bestplanterindonesia.com