Menjadi seorang Planter adalah impian bagi anak muda yang terjun ke dunia perkebunan sawit, baik dari lulusan sekolah menengah maupun lulusan kampus. Sebagaian mereka berhasil meniti ke jenjang karir yang lebih tinggi, mulai dari level Mandor/ Management Trainee ⇒ Asisten Afdeling ⇒ Ka Kebun ⇒ Estate Manager ⇒ General Manager. Tingkatan dibawah General Manager adalah tingkatan operasional, sedangkan tingkatan General Manager keatas adalah tingkatan pengambil kebijakan.

Tak jarang, jenjang karirnya berhenti disalah satu tingkatan. Bisa berhenti karena faktor usia untuk pensiun, bisa berhenti karena faktor hambatan yang tidak bisa dilewati lagi. Hambatan ini terkait dengan keterbatasan dalam kemampuan sebagai seorang Planter.

 

Ada 4 bidang kemampuan seorang Planter, yaitu:

  1. Budaya perusahaan (Culture)
    • Pemahaman terhadap budaya kerja didunia sawit, dan budaya perusahaan tempat bekerja.
  1. Kemampuan Teknis Pekerjaan (hardskill)
    • Kemampuan pengetahuan dan ketrampilan untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan.
  1. Kemampuan Adaptasi dan Interaksi (softskill)
    • Kemampuan untuk nyaman dilingkungan kerja dan berinteraksi dengan orang – orang di sekitarnya.
  1. Kepribadian (Personality)
    • Penguasaan dan pengelolaan diri sesuai dengan tuntutan perusahaan, tuntutan profesi dan tuntutan lingkungan.

 

Keempat bidang kemampuan ini wajib dimiliki semuanya oleh seorang planter, apa pun tingkat jabatannya.

  • Hilang kemampuan no.1 mengakibatkan seseorang tidak diterima lagi bekerja di perusahaan, sudah beda arah dan tujuan.
  • Hilang kemampuan no.2, maka pencapaian target kerja di perusahaan akan rendah, bisa di demosi (turun jabatan).
  • Hilang kemampuan no. 3, maka keberadaannya tidak diterima baik di lingkungan, secara sosial mendapatkan banyak penolakan dari orang lain.
  • Hilang kemampuan no. 4, maka keberadaannya menjadi duri atau racun bagi orang lain. Biasanya akan langsung dikeluarkan oleh perusahaan karena kasus negatif yang dilakukan.

Penguasaan bidang kemampuan Planter ini semakin tinggi jabatannya akan semakin besar. Ibarat  mandor/ Management Trainee penguasaannya seluas gayung air, maka asisten seluas ember, Ka. Kebun seluas bak mandi, Estate Manager seluas kolam. Inilah yang dinamakan Kapasitas Planter.

 

Selain kapasitas, ditiap tingkatan jabatan ada proporsi penguasaan bidang kemampuan. Proporsi ini terkait dengan skala prioritas. Makin besar persentasenya, maka makin besar juga tuntutan penguasaan dari perusahaan. Mereka yang tereliminasi, adalah mereka yang tidak bisa mencapai persentase tuntutan perusahaan.

BIDANG KEMAMPUAN MANAGEMENT TRAINEE MANDOR ASISTEN KA. KEBUN ESTATE MANAGER
1.     Budaya (culture) 20% 20% 25% 30% 40%
2.     Teknis Pekerjaan (hardskill) 30% 30% 25% 20% 15%
3.     Adaptasi dan Interaksi (softskill) 20% 20% 25% 30% 35%
4.     Kepribadian (personality) 30% 30% 25% 20% 10%

Gambaran persentase bidang kemampuan per masing-masing jabatan disebut juga Kapabilitas Planter.

 

Ketika Mandor mau naik menjadi Asisten, maka kemampuan budaya dan kemampuan soft skill yang prioritas ditingkatkan. Begitu juga ketika Asisten mau menjadi Ka. Kebun, atau Ka. Kebun mau menjadi Estate Manager.

Bagaimana dengan kemampuan hard skill dan personality?

Hard skill dan personality tetap harus meningkat, walaupun tidak sebesar peningkatan culture  dan soft skill.

 

Ketika digabungkan Kapasitas dan Kapabilitas Planter, maka penilaian tabelnya sebagai berikut.

BIDANG KEMAMPUAN MANAGEMENT TRAINEE MANDOR ASISTEN KA. KEBUN ESTATE MANAGER
1.     Budaya (culture) 2 2 6 10 18
2.     Teknis Pekerjaan (hardskill) 3 3 5 7 9
3.     Adaptasi dan Interaksi (softskill) 2 2 6 10 14
4.     Kepribadian (personality) 3 3 5 7 8
  10 10 22 34 49

Di setiap tingkatan jabatan positif selalu terjadi peningkatan kapasitas dan kapabilitas Planter. Mereka yang peningkatannya belum mencapai tuntutan dari perusahaan, belum layak untuk dipromosikan. Pencapaian hanya disalah satu bidang kemampuan saja, juga belum layak untuk dipromosikan. Pencapaian di 2 bidang kemampuan, peluangnya 50% : 50% tergantung ada tidaknya kandidat lain yang lebih layak. Pencapaian di 3 atau 4 bidang kemampuan, barulah layak ikut ujian promosi jabatan.

Pemahaman yang keliru selama ini adalah promosi jabatan hanya terkait dengan pencapaian target kerja perusahaan (hard skill) dan pemahaman budaya (culture), sederhananya disebut Kinerja (Performance). Padahal adaptasi – interaksi (soft skill) dan kepribadian (personality) yang disebut Sikap (attitude) juga mempengaruhi promosi jabatan.

 

Dirumuskan secara sederhana

Karir = Kinerja (performance) x sikap (attitude) x Kesempatan (opportunity).

 

Kesempatan tergantung ada tidaknya jabatan kosong yang bisa diisi Planter.

Pada saat pengembangan atau pembukaan baru kebun tidak dimungkinkan saat ini, maka peluang karir jabatan yang paling rasional adalah lompat perusahaan. Padahal ini keliru, karena di tempat baru seorang Planter akan dihadapkan pada sistem penilaian baru juga. Selain perlu daya adaptasi lebih, perlu juga pemahaman ekstra mulai dari awal lagi agar poin pencapaiannya bisa memenuhi tuntutan perusahaan.

Hal yang paling dimimpikan dalam karier Planter adalah ketika seseorang diminta bergabung di suatu perusahaan non test karena kemampuannya sudah diakui perusahaan tersebut, dan mengundurkan diri dari perusahaan awal pada saat puncak kariernya. Semoga mimpi ini bisa terwujud. Aamiin.

Bagikan Artikel Menarik Ini, Pilih Platform Anda!

KEMAUAN MENJADI SEORANG PLANTER MUDA
BIDANG KE-1 KEMAMPUAN BUDAYA PLANTER

Penulis

Friyandito