TRAINING vs MENTORING vs COACHING

Semangat pagi…

Salam Planter Indonesia Hebaaat

 

Para sahabat Planter tentu sudah pernah mendengar ketiga istilah ini, dan tak jarang menyamakan ketiganya. Pada dasarnya, ketiga istilah diatas berbeda. Dan inilah yang menjadi pembahasan di artikel ini.

 

TRAINING

Dalam Bahasa inggris disebut train yang artinya melatih.

Training atau pelatihan adalah memberitahukan hal – hal baru untuk dicoba, yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh trainee (orang yang dilatih).

Diibaratkan ilmunya trainee dimulai dari 0%.

Training ini bisa dilakukan oleh siapa saja yang merasa memiliki ilmu baru untuk disebarluaskan ke orang lain.

Bisa jadi, seseorang yang baru mengikuti pelatihan disatu tempat, kemudian men”sharing” ilmu yang dia dapatkan ke komunitas tempat dia berada, ini sudah disebut sebagai sebuah pelatihan.

 

MENTORING

Mentor diartikan sebagai pembimbing, dan orang yang sedang dibimbing disebut mentee.

Istilah pembimbing sepertinya akrab didengar didunia perkuliahan, seperti dosen pembimbing skripsi. Ini artinya dosen tersebut telah pernah sebelumnya mengalami kondisi yang sedang dialami mahasiswa bimbingannya.

Untuk menjadi seorang dosen pembimbing skripsi, maka si dosen tadi dinilai oleh kampus memiliki kemampuan untuk memberikan bimbingan. Secara pengetahuan dan ketrampilan, dosen ini sudah ditingkatan terampil (catatan : lihat artikel mengenai kemampuan vs kekuatan).

Kenapa harus ditingkat terampil? Tidak cukup ditingkat “tahu” atau “bisa”?

Kita tentu tidak ingin mahasiswa bimbingannya gagal dalam skripsinya. Kata terampil mewakili kejadian dimana si dosen telah berhasil melewati situasi dan kondisi yang dialami mahasiswa dengan hasil yang baik dan memuaskan, bahkan sangat memuaskan.

Jadi mentoring bukanlah ajang untuk coba – coba.

 

COACHING

Berasal dari kata coach, artinya pembina.

Banyak contoh kata pembina dalam kehidupan sehari – hari, seperti pembina olahraga sepakbola, pembina pramuka, pembina organisasi dan lainnya.

Orang yang dibina disebut coachee.

Bagaimana statusnya coach dengan coachee nya? Apakah coach ini lebih pintar atau lebih hebat dari coachee?

Jawabannya adalah coach tidak harus lebih pintar atau tidak harus lebih hebat dari coachee. Tapi harus lebih paham : 1) apa potensi yang dimiliki oleh seorang coachee, 2) bagaimana cara mengembangkan, dan 3) sejauh mana potensi ini bisa dimaksimalkan.

Memang akan lebih mudah menjadi seorang coach apabila sebelumnya pernah menjadi seorang mentor. Tetapi tuntutannya berbeda. Mentor menggunakan sistem tarik, sedangkan coach menggunakan sistem dorong.

Dalam sepakbola contohnya, siapa yang bisa lebih hebat dibandingkan Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi? Orang yang lebih hebat itu, cocok untuk jadi mentor bagi CR7 dan Messi. Lalu, siapa yang mengasah ketrampilan sepakbola CR7 atau Messi menjadi sehebat ini? Jawabannya adalah seorang Coach.

Coach sering disebut juga dengan pemandu bakat, yang bisa mengasah kekuatan seseorang dari yang awalnya tumpul menjadi tajam.

 

TRAINING vs MENTORING vs COACHING

Sekarang saatnya membandingkan ketiganya dari sudut persentase kemampuan.

  • Training : kemampuan peserta sebelum training adalah 0% dan kemudian meningkat menjadi X% setelah training.
  • Mentoring : peserta sudah punya modal kemampuan X%, kemudian meningkat sesuai kemampuan dari mentornya.
  • Coaching : peserta sudah punya modal kemampuan X%, kemudian meningkat tanpa batas.

 

Perbandingan dari sudut pola pembelajaran.

  • Training : pola pembelajarannya adalah memberi tahu sesuatu yang baru, membuka pemahaman baru, memberi inspirasi bagi peserta.
  • Mentoring : pola pembelajarannya lebih banyak memberikan instruksi, petunjuk, arahan dari mentor kepada mentee. Pola ini paling disukai dikalangan Planter 😂
  • Coaching : seorang coach lebih banyak memancing pembicaraan atau penjelasan dari coachee. Maka tak heran seorang coach merupakan pendengar yang baik bagi coachee nya.

 

Lalu, kapan kita cocok untuk mengikuti training? Kapan harus mentoring dan kapan bisa coaching?

✔ Jika anak didik belum mengetahui sesuatu, maka mulailah dengan training.

✔ Setelah training dan punya kemampuan, tapi masih kesulitan mencapai target dan waktunya mepet, maka berikanlah mentoring.

✔ Setelah training dan punya kemampuan, tapi masih kesulitan mencapai target dan waktunya lebih leluasa, maka berikanlah coaching.

Secara prinsip, hasil dari coaching akan lebih bernilai dan lebih baik dibandingkan hasil dari mentoring, apalagi hasil dari training.

 

Tertarik untuk belajar lebih jauh tentang coaching? Silahkan hubungi kita di Best Planter Indonesia. Info selengkapnya dapat diakses di www.bestplanterindonesia.com

 

Salam Perubahan, Salam Pembelajar Sejati….

Bagikan Artikel Menarik Ini, Pilih Platform Anda!

KEMAMPUAN vs KEKUATAN
MEMAHAMI PANCA INDERA SEBAGAI JEMBATAN PEMBELAJARAN

Penulis

Bambang