FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERBENTUKNYA KEBIASAAN

Semangat pagi…

Salam Planter Indonesia Hebaaat

 

Kebiasaan adalah tindakan berulang yang dilakukan secara otomatis melalui pikiran bawah sadar. Sebuah ilustrasi dari Mardigu Wowiek menyatakan bahwa 88% tindakan kita dilakukan secara otomatis oleh pikiran bawah sadar, dan 12% tindakan barulah dilakukan oleh pikiran sadar (conscious mind).

Pertanyaannya, seberapa banyak kebiasaan positif yang kita miliki?

Kebiasaan positif adalah kebiasaan yang membawa perubahan hidup kearah lebih baik, dan tidak terjebak dirutinitas.

Dua kata yang menarik, kebiasaan vs rutinitas. Apakah istilah ini beda atau sama?

Secara sederhananya, kebiasaan bersumber dari dalam diri kita, sedangkan rutinitas bersumber dari tuntutan lingkungan.

Contoh : kebiasaan membaca vs rutinitas bekerja, kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur vs rutinitas mengantar anak ke sekolah.

Kita fokuskan membahas mengenai kebiasaan.

Waktu setiap manusia sehari semalam adalah 24 jam. Cara memanfaatkan waktunya yang berbeda – beda. Cara memanfaatkan waktu inilah yang menentukan perkembangan manusia. Apakah jalan ditempat? Atau malah mundur? Harapannya kita terus maju.

Nasehat bijak mengatakan, “barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dia tergolong orang – orang yang beruntung. Sebaliknya, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, dia tergolong orang – orang yang merugi”.

Untuk dapat membangun kebiasaan yang positif (agar kita menjadi orang – orang yang beruntung), maka kita perlu kenali factor – factor yang membentuk sebuah kebiasaan :

  1. Adanya keinginan yang kuat dari pelaku sendiri, diistilahkan adanya willpower (= bisa dibaca artikel https://bestplanterindonesia.com/kemauan-atau-willpower/).

Setiap orang tentu ada impian besar yang ingin dicapai, yang memerlukan proses cukup panjang, dan waktu cukup lama untuk mewujudkannya. Dari impian besar inilah muncul willpower untuk membentuk kebiasaan.

 Bagaimana dengan impian kecil?

Impian kecil yang dapat dicapai dalam waktu 1 minggu/ 1 bulan saja, maka willpower untuk kebiasaannya juga berlangsung sebentar. Setelah 1 minggu atau 1 bulan, kebiasaannya luntur lagi.

Impian besar ini menjadi faktor pendorong untuk terbentuknya kebiasaan.

  1. Siapa yang menginspirasi kita untuk membentuk kebiasaan ?

Adanya figur yang menjadi pembanding membuat sebuah koridor dari kebiasaan yang ingin kita bentuk.

            Misalkan : membentuk kebiasaan menulis one day= one artikel.

Penulis menemukan figure yang memiliki artikel sebanyak 706 artikel, dibagi 30 hari per bulan = 24 bulan, dibagi 12 bulan per tahun = 2 tahun.

Figur ini menjadi faktor penarik untuk terbentuknya kebiasaan.

Bisakah kebiasaan dibentuk tanpa figure?

Bisa, dengan peluang konsisten melakukannya lebih rendah dibandingkan ada figur yang ingin dikejar atau dilewati.

  1. Intervensi lingkungan, yaitu kondisi lingkungan yang berefek pada tindakan kita.

Ada nasehat bijak, “Jika ingin menjadi orang yang baik, maka berkumpullah Bersama orang – orang yang baik”. “Orang baik ditengah sarang penyamun, maka lambat laun akan berubah menjadi seorang penyamun juga”.

Begitu besar pengaruh lingkungan terhadap pilihan tindakan yang kita lakukan.

Contoh : willpower untuk kebiasaan one day = one artikel sudah menggebu – gebu (sudah berjalan 14 hari secara konsisten). Figur yang di kejar dan mau dilewati sudah ada. Kondisi lingkungan kurang mendukung, ada banyak tuntutan aktivitas lain (= intervensi lingkungan) yang harus dilakukan, sehingga alokasi waktu menulis artikel dikalahkan, terpakai untuk aktivitas lain. Nah…

  1. Willpower saja tidak cukup, disebabkan fitrah alami manusia yang naik turun. Kita perlu sparing partner untuk melakukan suatu kebiasaan. Sparing partner terbaik adalah orang yang melakukan kebiasaan yang sama dengan kita. Komunikasi yang terjalin akan saling menguatkan untuk tetap konsisten di kebiasaan yang sedang dibentuk.

Jika sparing partner yang memiliki kebiasaan sama belum ada, minimal kita menginfokan kebiasaan yang sedang kita bentuk ke-1 orang yang kita percaya, misalkan ke istri atau teman dekat kita. Merekalah yang akan menjadi pengingat jika kita mulai melenceng dari kebiasaan yang sedang dibentuk.

  1. Miliki catatan progress kebiasaan yang sedang dibentuk, sebagai pengingat.

Kapan persisnya kebiasaan ini dimulai? Apakah pernah naik turun dalam melakukan kebiasaan ini? dan faktor terpenting adalah membandingkan kondisi kita saat awal melakukan kebiasaan ini dengan kondisi saat ini, apakah mulai terasa perbaikan dirinya? Hal – hal positif apa yang kita peroleh dengan melakukan kebiasaan ini, dan itu menjadi factor penguat dalam melakukan sebuah kebiasaan.

Demikian artikel kali ini.

Di artikel selanjutnya, kita akan lanjutkan pembahasannya Bagaimana sebuah kebiasaan membentuk kepribadian.

Mulai minggu ini, artikel tentang manusia dan seputarannya akan terbit setiap rabu dan jum’at. Untuk hari lainnya, penulis menerbitkan artikel dengan tema berbeda. Silahkan kontak Best Planter Indonesia (BPI) untuk mendapatkan artikel menarik lainnya.

 

Salam Perubahan, Salam Pembelajar Sejati….

 

Sekedar info update.

Best Planter Indonesia memiliki program pelatihan online mengenai Model Pembelajaran Manusia, terkait dengan pengelolaan pikiran. Info pelatihannya dapat diakses di link berikut .

Bagikan Artikel Menarik Ini, Pilih Platform Anda!

ASAL MUASAL HARA DIDALAM TANAH
KOMPOSISI PENYUSUN TANAH DAN PENGARUHNYA BAGI TANAMAN

Penulis

Bambang