Bidang ke-2 dari kemampuan Planter adalah kemampuan teknis pekerjaan. Bagaimana seorang Planter bisa menyelesaikan tugas yang diberikan manajemen perusahaan kepadanya dan mencapai target kerja yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Dalam upaya menyelesaikan tugas dan mencapai target kerja ini, ada 5 kemampuan teknis pekerjaan (hard skill capability) yang harus dimiliki, yaitu:
- Manajemen Agronomi (Agronomy skill).
- Manajemen Aset Fisik dan Non Agronomi (Physical Asset Management & Non Agronomy Skill).
- Manajemen Anggaran (Budgeting)
- Manajemen Sosial (Social skill)
- Manajemen Pekerja (Labour Management)
- MANAJEMEN AGRONOMI
Kemampuan agronomi terkait dengan pemahaman tanaman yaitu pokok sawit dan pemahaman tanah sebagai media tanam.
Faktor tanaman meliputi siklus hidup tanaman, durasi waktu untuk proses pertumbuhan vegetatif (akar, daun, batang) dan pertumbuhan generatif (berbunga dan berbuah), kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan, dan kemampuan tanaman menghasilkan produksi. Untuk memahami tanaman ini perlu mengerti fisiologis (keberadaan organ tubuh tanaman dan fungsinya, akar, daun, batang, bunga, buah).
- Akar di dalam tanah menjadi pintu masuk unsur hara dan air, menyokong tegaknya fisik tanaman. Makin banyak akar, maka makin banyak unsur hara dan air yang bisa diserap, makin tegak fisik tanamannya, dan makin cepat pertumbuhan tanaman.
- Daun di atas permukaan tanah menjadi pintu masuk karbon dioksida (CO2) dari udara. Air dan karbon dioksida menjadi bahan baku untuk proses fotosintesis. Harus ada keseimbangan antara pasokan air dan pasokan CO2 agar fotosintesis berjalan optimal, artinya ada keseimbangan kuantitas akar dan kuantitas daun. Di sinilah perlunya manajemen kanopi, standar jumlah pelepah (tidak under dan tidak over) dan pengaturan pemotongan pelepah (pruning/sanitasi).
- Batang yang menjadi penghubung akar dengan daun dan membuat tanaman berdiri tegak. Pada batang terdapat saluran xylem dan floem. Xylem berada di tengah batang berfungsi untuk mengangkut air dan hara dari akar sampai ke daun. Floem berada dekat permukaan batang (bagian luar batang) yang berfungsi untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tanaman. Busuk batang disebabkan saluran xilemnya rusak. Kulit batang terluka atau ada akar tanaman parasit akan membuat saluran floem rusak.
- Bunga menjadi pertanda pertumbuhan vegetatif tanaman telah terpenuhi, dan beranjak memasuki pertumbuhan generatif. Selama pertumbuhan vegetatif belum terpenuhi, maka tanaman belum akan berbunga. Jika pertumbuhan vegetatif terhambat, otomatis pertumbuhan generatif juga terhambat. Bunga terbagi atas bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan berfungsi untuk menyerbuki, bunga betina berfungsi untuk diserbuki. Bunga betina inilah yang nantinya menjadi buah.
- Buah adalah salah satu jalan bagi tanaman untuk melanjutkan keturunannya. Apabila pertumbuhan akar, daun, batang, bunga berlangsung normal, akan dihasilkan buah yang normal juga. Jika ada kondisi tidak normal saat buah ada dipohon, maka buah yang ada akan dipercepat kematangannya (membrondol) atau matang sebelum waktunya. Seperti kondisi kekeringan, kondisi pemangkasan pelepah yang over, serangan penyakit Ganoderma. Setelah buah matang sebelum waktunya, pohon sawit membutuhkan ekstra waktu untuk pemulihan pohon (recovery) sebelum muncul buah baru.
Faktor tanah meliputi kemampuan tanah sebagai media tanam yaitu tempat tanaman hidup, dan kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara dan air yang dibutuhkan tanaman. Media tanam ideal untuk tanaman adalah 45% bahan mineral, 5% bahan organik, 25% udara, 25% air. Unsur hara berasal dari pelapukan bahan mineral. Hormon dan zat pengatur tumbuh (ZPT) berasal dari dekomposisi bahan organik.
Dari 16 unsur hara essential bagi tanaman, yaitu C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, dan Cl, 3 unsur yaitu CHON berasal dari udara dan air, 13 unsur lainnya berasal dari bahan mineral dan bahan organik. Kecuali boron hanya berasal dari bahan mineral.
Pada tanah yang subur dan sehat, kebutuhan unsur hara tanaman dapat dipenuhi semuanya dari tanah, jadi tidak diperlukan pupuk seperti halnya di ekosistem hutan alami. Fungsi pupuk adalah sebagai substitusi akibat tidak tersedianya unsur hara di dalam tanah. Kesuburan tanah dapat diketahui dari indikator kemasaman tanah (pH), kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB). Kesehatan tanah dapat diketahui dari kandungan c-organik tanah dan keberadaan cacing tanah.
Coba bandingkan dosis pupuk pada tanah dengan C-organik >3% vs C-organik <3%, mana dosis pupuknya yang lebih tinggi?
Coba bandingkan dosis pupuk pada tanah dengan keberadaan cacing 30 – 300 ekor/m2 vs keberadaan cacing <30 ekor/m2, mana dosis pupuknya yang lebih tinggi?
Setelah memahami tentang tanaman dan tentang tanah, barulah manajemen agronomi dikaitkan dengan aktivitas pekerjaan di lapangan.
- Pemupukan = untuk mencukupi kekurangan hara yang tidak bisa disediakan oleh tanah
- Pengendalian gulma = mengurangi persaingan untuk penyerapan unsur hara antara pohon sawit dengan gulma, mengurangi persaingan dalam pertumbuhan akar pohon sawit.
- Pruning/kastrasi = mengontrol jumlah pelepah/ daun standar sesuai umur tanaman.
- Pengendalian hama penyakit = menjaga kondisi fisik tanaman (akar, daun, batang, bunga, buah) agar dapat berfungsi maksimal.
- Konservasi tanah dan air = menjaga kondisi tanah sebagai media tanam dan sebagai penghasil unsur hara bagi tanaman.
- Penanaman kacangan = menjaga kelembaban tanah (proporsi air di dalam tanah), menambah kandungan c-organik tanah, dan mengikat N diudara melalui bintil akar.
Manajemen agronomi akan lebih mudah dan menyenangkan apabila goal aktivitasnya jelas dan tepat, yaitu untuk tanaman dan untuk tanah. Selama aktivitas itu bisa membuat pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif tanaman menjadi lebih baik, selama aktivitas tersebut untuk memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah, silakan dilakukan.
Selamat berjuang Planter Indonesia Hebat.
