KOMPOSISI PENYUSUN TANAH DAN PENGARUHNYA BAGI TANAMAN
Semangat pagi…
Salam Planter Indonesia Hebaaat
Ketika kita mencangkul dikebun, akan diperoleh sebongkah tanah. Sebongkah tanah ini bisa dihancurkan lagi menjadi bongkahan – bongkahan tanah kecil yang disebut agregat tanah. Terkadang kita menemukan bekas akar tanaman didalam agregat tanah ini, bahkan ada hewan yang hidup didalam tanah. Semua ini menjadi komponen penyusun tanah.
Ada 4 komponen penyusun tanah secara ideal.
- Partikel mineral (mineral partikel): sebanyak 45%
- Udara (air): sebanyak 25%
- Air (water): sebanyak 25%
- Bahan organic (organic matter): sebanyak 5%
Total = 100%
Setiap komponen penyusun tanah memiliki perannya masing – masing.
- Partikel mineral: sebagai penopang tegaknya tanaman, sumber unsur hara.
- Udara: untuk pernafasan akar dan organisme tanah.
- Air: untuk melarutkan pupuk dan membawa pupuk sampai ke akar
- Bahan organic: sumber makanan organisme tanah, menghasilkan hara dan hormone pertumbuhan tanaman, rumah bagi organisme tanah.
Keseimbangan dari komposisi komponen penyusun tanah ini berpengaruh nyata pada kondisi tanaman.
- Tanah berpasir.
Pada tanah berpasir, ruang bagi kompenen penyusun tanah – udara terlalu besar. Bisa mencapai 45%, sehingga menekan komponen lain yaitu air (+/- 10%) dan bahan organic (<1% ).
Komposisi tanah berpasir = partikel mineral (45%), udara (45%), air (+/- 10%) dan bahan organic (<1%).
Apa efeknya bagi tanaman?
Tanaman menjadi kekurangan air dan kekurangan bahan organic.
Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan sedikit organisme tanah yang hidup diseputaran areal perakaran.
- Tanah kandungan liat tinggi (>60% liat)
Pada kondisi tanah ini maka partikel mineralnya meningkat (misalkan 70%). Keberadaan partikel mineral liat mengisi ruang dari udara dan ruang dari air. Adanya desakan dari partikel mineral ini membuat komposisi tidak seimbang dan menekan pertumbuhan tanaman.
Komposisi tanah kandungan liat tinggi = partikel mineral (70%), udara 14%, air (14%) dan bahan organic (2%).
Apa efeknya bagi tanaman?
Ruang untuk perkembangan akar menjadi sempit, sehingga akar tidak berkembang sempurna. Pengamatan sederhananya bisa dilihat dari pertumbuhan tajuk (luasan lingkar daun) yang lambat.
- Tanah gambut dengan kandungan bahan organic tinggi.
Kondisi ini sering menjadi pertanyaan dikalangan Planter, kan bahan organic sangat bermanfaat bagi tanaman. Sekarang kandungan bahan organiknya sudah diatas 20% dengan ketebalan minimal 40 cm, kenapa tanaman tidak tumbuh dengan baik?
Penjelasan dengan komposisi penyusun tanah ini lebih mudah untuk dipahami.
Bahan orgnaik mampu memegang air 13x berat keringnya, artinya keberadaan bahan organic akan meningkatkan ruang komponen penyusun tanah – air.
Dengan tingginya kandungan bahan organic (mencapai 20%), maka kandungan air ditanah gambut juga meningkat dratis (misalnya mencapai 50%).
Komposisi tanah gambut = partikel mineral (5%), udara 20%, air (50%), bahan organic (25%).
Apa efeknya bagi tanaman?
Kandungan air yang sangat tinggi membuat akar tanaman kekurangan ruang untuk bernafas (seperti fenomena orang kelelep di kolam renang, terus jadinya megap megap mencari udara). Wajar perlakuan pada tanah gambut adalah menurunkan tinggi permukaan air tanahnya menjadi 40 cm dari permukaan tanah (agar akar mendapat ruang lebih untuk bernafas).
Demikian artikel kali ini. Kita akan lanjutkan artikelnya dengan judul Cara sederhana Menghitung Persentase Tekstur Tanah (Pasir, Debu, Liat).
Salam Perubahan, Salam Pembelajar Sejati….
Sekedar info update.
Best Planter Indonesia memiliki program pelatihan online mengenai “Kejadian Losses Pupuk Setelah Diaplikasi ke Lahan”. Info pelatihannya dapat diakses di link berikut http://bit.ly/KejadianLossesPupuk, untuk form pendaftaran pelatihan http://bit.ly/RegKejadianLossesPupuk.