KE”MAU”AN atau WILLPOWER
Semangat pagi…
Salam Planter Indonesia Hebaaat
Kapasitas = kemauan
Kapabilitas = kemampuan
Pada artikel ini kita akan bahas dari sudut pandang berbeda mengenai kemauan ya.
KE”MAU”AN
Kemauan berasal dari kata mau, yang artinya bersedia dengan seluruh diri untuk melakukan sesuatu.
Kenapa ada kata seluruh diri?
Karena dalam melakukan sesuatu tersebut akan butuh pengorbanan waktu, pikiran, tenaga, perasaaan dan mental.
Jika melakukannya tidak melibatkan 100% komponen pengorbanan diatas, maka tindakannya sering disebut separoh hati, atau ragu – ragu atau bimbang atau tidak menjiwai.
Lalu apa efeknya jika Tindakan yang dilakukan tidak menjiwai?
Tentu saja semangat dalam melakukan Tindakan tidak maksimal, hasilnya juga tidak akan maksimal. Jikapun tindakan tersebut akhirnya berhasil, akan ada rasa tidak puas.
Lawan kata dari kemauan adalah ketidakmauan, dan diantaranya ada keterpaksaan.
Dalam istilah lain, kemauan sering disebut juga willpower.
Pada hari ke-1, kemauan nilainya 100%, mengebu – gebu. Hari ke-2 dan hari ke-3 masih 100%, begitu masuk hari ke-4 mulai berkurang jadi 90%, hari ke-5 turun lagi jadi 80%. Hari ke-10, will powernya = 0% 😁 Lupa dengan kemauan awalnya, dan teralihkan ke Tindakan yang lain.
Hal ini wajar adanya. Willpower menurut Darmawan Aji ibarat baterai. Awalnya penuh 100%, setelah digunakan dan digunakan, maka kapasitasnya menurun dan menurun. Apa yang kita lakukan jika baterai handphone tinggal 15%? Secara refleks, kita cari kabel charger utk isi baterai HP kita kan?
Sama halnya dengan willpower, Ketika willpower ini berkurang menjadi 80% atau lebih rendah lagi, maka disaat itulah secara refleks kita harus me-recharge willpower kita. Menarik ya…
Selanjutnya kita akan bahas, bagaimana cara me-recharge willpower kita?
RE-CHARGER WILLPOWER
Tubuh fisik butuh makanan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Willpower butuh makanan pada pikiran. Seperti istilah garbage in, garbage out. Jika masukan yang diberikan ke pikiran adalah hal – hal negative, maka hasilnya negative. Jika masukan yang diberikan ke pikiran adalah hal – hal positif, maka hasilnya positif.
Kita coba jabarkan lagi mengenai makanan pada pikiran.
2. Pada saat bangun pagi, pikiran kita terasa lebih jernih. Banyak hal yang bisa dilakukan secara lebih cepat, lebih baik dan lebih mudah. Ini pertanda pikiran sedang dalam kondisi maksimal.
Untuk re-charge willpower, maka pikiran butuh istirahat. Bisa berupa tidur dimalam hari, dan sangat dianjurkan untuk tidur siang 😂
Ada sebuah pola sederhana terkait istirahat ini, dimana manusia hanya hidup setiap 8 jam.
Apa maksudnya? Kemampuan berpikir manusia secara maksimal adalah selama 8 jam. Setelah 8 jam, kemampuan berpikirnya menurun.
Dalam 24 jam sehari, kita bagi waktu atas 8 jam.
Misal : bangun pagi jam 4 subuh, +8 jam = jam 12 siang (waktunya istirahatkan pikiran).
Jam 12 siang + 8 jam = jam 8 malam (waktunya istirahatkan pikiran).
Jam 8 malam + 8 jam = jam 4 subuh.
Waktu jam 8 malam sampai jam 4 subuh seringkali digunakan untuk memberikan makanan bathin atau jiwa dengan beribadah kepada Sang Pencipta.
2. Pikiran sebenarnya berada dalam control kita, tapi pengaruh lingkungan menjadi un-controlable.
Apakah kita pernah sendirian menikmati hidup untuk 1 hari saja?
Semua keinginan kita bisa berjalan 100% tanpa ada gangguan dari orang lain.
Ketika sudah bertemu dengan orang lain, mulailah ada jeda waktu / pikiran teralihkan / muncul ketertarikan baru / muncul respon terhadap Tindakan orang lain, yang tentu saja “mengganggu” willpower kita.
Ketika urusan dengan orang lain tersebut telah selesai, dan kita kembali kepada willpower Tindakan yang kita mau lakukan, ternyata tidak otomatis tersambung. Butuh pemanasan (warming up) dulu untuk bisa menyambungkan tindakan sebelumnya.
Makin banyak intervensi lingkungan, maka makin cepat turun willpowernya dan makin lama dibutuhkan waktu untuk me-recharge willpower. Oleh sebab itu, perlu mengkondisikan lingkungan yang sesuai dengan willpower Tindakan yang dilakukan.
Misalkan : willpower olahraga sepeda, maka berkumpullah dengan sesama olahragawan sepeda.
3. Willpower berkurang bisa jadi karena ada perubahan rencana atau perubahan arah.
Misalkan, rencana awal : ingin ikut pelatihan sebanyak 3 kali dalam sebulan selama 1 tahun ini.
Setelah berjalan selama 4 bulan dan ada perkembangan hasil pelatihannya, maka rencana awal ikut 3x sebulan berubah menjadi ikut 2x sebulan. Hal ini bukan menjadi penurunan dari willpower, tapi adanya penyesuaian rencana. Alokasi waktu 1 sesi pelatihan bisa digunakan untuk Tindakan yang lain.
Artinya fleksibilitas willpower ini juga dibutuhkan untuk menjaga pikiran kita.
Jika memang sudah saatnya ada perubahan rencana dan perubahan arah, maka lakukanlah. Tentu saja fleksibilitas willpower ini dilakukan dengan pertimbangan yang matang, agar tetap menjadikan Tindakan yang dilakukan membawa hasil yang maksimal.
Bagi para sahabat Planter yang ingin lebih mendalami tentang Kemauan atau willpower ini, Best Planter Indonesia siap menjadi partner yang sesuai. Info selengkapnya dapat diakses di www.bestplanterindonesia.com
Salam Perubahan, Salam Pembelajar Sejati….