BEST PLANTER INDONESIA (BPI) kembali menggelar pelatihan SDM sawit untuk 4 Kabupaten yang berada di Sumatera Selatan antara lain Muba, OKI, Muara Enim, dan Lahat yang berlangsung pada 23 April 2024 di Hotel Swarna Dwipa Palembang atas penunjukkan dari BPDPKS dan Ditjenbun Jakarta.

Direktur BPI Friyandito, SP, MM dalam pembukaan acara menyampaikan bahwa jumlah peserta pelatihan untuk tahun 2024 sebanyak 578 peserta. Mereka terdiri dari Kabupaten Muba 154 peserta, Kabupaten OKI 256 peserta, Kabupaten Muara Enim 134 peserta dan Kabupaten Lahat 34 peserta dimana semua peserta adalah para pekebun sawit dari berbagai koperasi.

Pelatihan SDM Sawit dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Sumsel Ir. Agus Darwa, M. Siyang dihadiri tamu undangan antara lain Direktur Perlindungan Perkebunan yang diwakili oleh Eva Lizarmi, SP yang hadir via zoom, Kepala Puslatan BPPSDMP yang diwakili oleh Dr. M. ApukIsmane, S.Pi, M.Si, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Muba Akhmad Toyibir S.STP, MM, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten OKI yang diwakili oleh Sudirman, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Muara Enim Holika, S.Sos, M.Si, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat yang diwakili oleh Destiaway Kartika dan Head of Seed Production & Comercial SAMPOERNA AGRO Zoelhermana Sembiring.

Agus Darwa dalam sambutan pembuka meminta peserta untuk banyak bersyukur karena mendapat pelatihan dengan biaya mahal tetapi digratiskan untuk para pekebun dalam upaya meningkatkan kemampuan pekebun untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Selain itu Agus Darwa mengingatkan bahwa kita harus bangga karena menurut UUD 45 para pekebun sawit dapat dikatagorikan melakukan bela negara karena terlibat dalam penyediaan pangan nasional.

Pendiri Best Planter Indonesia Heri DB dalam sambutannya memberikan catatan bahwa Sumatera Selatan sudah menjadi juara PSR Nasional karena capaian luas PSR sampai tahun 2023 telah mendekati 70.000 Ha dan ini adalah capaian tertinggi secara nasional. Namun BPI sebagai lembaga pelatihan sawit memberi tantangan kepada para pekebun sawit Sumsel bahwa jangan hanya menjadi juara dalam capaian luasan kebun tetapi harus juga menjadi juara nasional dalam capaian produktivitas.

Saat ini rata-rata produktivitas sawit rakyat secara nasional masih sangat rendah yaitu 2,5 ton – 3,5 ton CPO per ha atau 12 – 16 ton TBS per Ha dan ini masih memberi peluang untuk ditingkatkan menjadi 5 – 6 ton CPO per Ha atau 25 – 30 ton TBS per Ha.

Para pekebun agar menggunakan program PSR sebagai momentum untuk menaikkan produktivitas secara signifikan karena BPDPKS dan DITJENBUN telah memfasilitasi biaya replanting (TBM 0) sekaligus pelatihan – pelatihannya dengan materi sesuai yang dibutuhkan, demikian Heri DB menambahkan setelah acara pembukaan berlangsung.

Tim BPI yang sudah dan akan melatih +/- 1000 pekebun sawit Sumsel selama 3 tahun berturut – turut sampai 2024, mengamati bahwa budaya kebun sudah terbentuk  pada para peserta pelatihan, ini terlihat dalam diskusi kelas dan pada saat kunjungan belajar di lapangan. Oleh karenanya Tim BPI optimis bahwa para pekebun sawit Sumsel mampu mewujudkan juara nasional produktivitas sawit rakyat dengan capaian 5 – 6 ton CPO per Ha apa bila 1) menggunakan bibit unggul, saat ini bagi yang sudah melaksanakan PSR hampir dipastikan sudah menggunakan bibit unggul, 2) menjaga populasi tanaman minimal bertahan 136 pokok per Ha dengan cara lebih antisipatif terhadap kemungkinan serangan Ganoderma yang bisa mengurangi populasi tanaman, 3) memenuhi kebutuhan pupuk tanaman dengan cara menyisihkan biaya pupuk minimal 200 rupiah setiap kg TBS yang dijual, sehingga di setiap akhir tahun memiliki dana cadangan pupuk minimal 5 juta per Ha untuk pembelian pupuk berikutnya, pada akhirnya kekurangannya tidak terlalu besar, dan kalau bisa tidak hutang lagi, demikian Heri DB menutup pembicaraan.

Kepala Dinas Perkebunan MUBA Akhmad Toyibir S.STP, MM dalam sambutannya seolah mengkonfirmasi pernyataan BPI bahwa 10.000 Ha dari 19.000 Ha PSR yang sudah mulai panen telah memberikan hasil cukup baik yaitu +/- 1,9 ton per Ha per bulan.

Dalam kesempatan yang sama Eva Lizarmi, SP  yang mewakili Direktur Perlindungan Perkebunan melalui zoom mengapresiasi kinerja BPI sebagai lembaga pelatihan sawit yang profesional dan meminta untuk terus memperbaiki kualitas pelatihannya. Sementara Dr. M. ApukIsmane, S.Pi, M. Siyang mewakili Kapuslatan BPPSDMP  berharap agar peserta pelatihan dapat menularkan ilmu yang diperoleh selama pelatihan kepada pekebun lain di tempat masing-masing.

 

Sumber: Majalah Sawit Indonesia

Bagikan Artikel Menarik Ini, Pilih Platform Anda!

PT. Best Planter Indonesia Raih Penghargaan Bergengsi di Sawit Indonesia Award 2023

Penulis

Best Planter