Sebuah pertanyaan menggelitik datang dari seorang teman sesama Planter, “Apa syaratnya menjadi seorang Planter unggul?” Saya jawab dengan pasti, “harus berkarakter Planter, punya kompetensi baik hard skill maupun soft skill, punya kepribadian yang baik. Trus apa lagi syaratnya?
Saya agak terdiam, karena saya pikir jawaban sebelumnya adalah jawaban terbaik yang paling memuaskan. Ternyata apa lagi syaratnya? Saya mulai berpikir keras. Akhirnya ketemu jawabannya, “Dia harus bisa membuktikan kemampuannya dengan mencapai target yang diberikan perusahaan”. Saya menjawabnya sambil tersenyum puas. Inilah jawaban pamungkas.
Trus apa lagi syaratnya?
Kembali lontaran pertanyaan ini membuat saya terdiam. Sudah tidak ada lagi jawabannya yang lain. Dan inilah yang menjadi topik hangat pembahasan selanjutnya.
PLANTER UNGGUL = PLANTER TERPERCAYA
Inilah doktrin yang sering kita dapatkan dari atasan. “Kamu harus bisa memegang kepercayaan yang diberikan perusahaan kepadamu”. Kepercayaan lebih dari sekedar capai target, karena kepercayaan berarti sejalan dengan pemikiran manajemen perusahaan. Studi kasus si A telah menjalankan seluruh arahan dan instruksi dari manajemen perusahaan, ternyata hasilnya belum capai target. Dari sisi manajemen, si A termasuk orang yang dipercaya. Si A tadi akan diajak diskusi oleh manajemen, apalagi yang harus “kita” (karena menjadi bagian dari orang – orang yang dipercaya) lakukan agar bisa capai target.
Setelah beberapa kali dipercaya, tapi si A tetap tidak dapat target, maka si A dianggap tidak cocok dibidang pekerjaan tersebut, dan akan dipindah ke bidang lainnya (karena masih dipercaya. Jika tidak dipercaya, maka akan turun jabatan / down grade).
Konteks pembahasan Planter Unggul = Planter Terpercaya ini adalah dalam hubungan kerja, karyawan dan manajemen perusahaan. Apakah si A Planter yang dipercaya oleh manajemen perusahaan X, juga akan dipercaya oleh manajemen perusahaan Y jika dia pindah? Apakah si A Planter Terpercaya di perusahaan X juga akan dipercaya oleh teman-teman Planter lainnya sesama di perusahaan X atau Planter di perusahaan Y atau di komunitas Z? Jawabannya bisa iya dan bisa tidak.
Untuk mendapatkan kepercayaan dari manajemen perusahaan atau dari Planter lainnya perlu ajang pembuktian diri.
PLANTER UNGGUL = PLANTER YANG MEMBUKTIKAN DIRI
Pembahasan jadi menarik, apa bentuk pembuktian diri dan bagaimana cara membuktikan diri?
Bentuk pembuktian dirinya adalah bermanfaat bagi wadah yang menampungnya. Jika wadahnya adalah perusahaan, maka bermanfaat bagi perusahaan. Jika wadahnya adalah pertemanan sesama planter, maka bermanfaat bagi teman temannya. Jika wadahnya adalah komunitas, maka bermanfaat bagi komunitas.
Untuk bisa bermanfaat bagi wadahnya, maka harus ada sesuatu yang dilakukan terhadap wadahnya, bukan melalui penunjukan oleh sebagian orang atau bukan melalui tes tertentu. Si A melihat ke dalam dirinya untuk menemukan apa yang bisa dia bagi (share) kepada wadahnya, bisa berupa sharing pengetahuan, sharing pengalaman, sharing ketrampilan, sharing pemikiran, sharing waktu, sharing tenaga, minimal sharing doa.
Berbagi (sharing) tidak hanya dilakukan 1x saja, tapi berkali-kali secara konsisten. Menarik dengan ada kata konsisten. Si A sharing di perusahaan X sebanyak 3 kali (dibaca : 3 tahun), sharing di perusahaan Y sebanyak 4 kali (4 tahun), sharing di perusahaan Z sebanyak 2 kali (2 tahun). Total 9 kali.
Mana yang lebih kuat tingkat kepercayaannya, sharing 3x di perusahaan X atau sharing 4x di perusahaan Y atau sharing 2x di perusahaan Z atau sharing 9 x di satu perusahaan saja?
Hasil pembuktian diri pada dasarnya adalah penilaian dari wadah yang menampung atas manfaat yang kita berikan kepada wadah tersebut. Makin banyak manfaat yang diberikan kepada wadah, maka makin besar hasil pembuktian dirinya.
Jika dirumuskan :
Hasil pembuktian diri = frekuensi pembuktian diri x besaran manfaat bagi wadah
Nilai = proses x hasil
Rumusan ini bisa kita gunakan dalam komunitas.
Caranya sederhana, beri kesempatan kepada anggota komunitas untuk membuktikan dirinya lewat karya yang dibagi (sharing) kepada anggota komunitas lain, kemudian beri penilaian terhadap frekuensi sharing-nya, dan manfaat sharing-nya bagi komunitas.
Sebagai contoh: sharing lewat tulisan bobotnya 5 poin, sharing lewat video (Youtube) bobotnya 7 poin, sharing menjadi narasumber webinar bobotnya 20 poin. 1x sharing = 1 poin. Jika di A sharing 3 artikel, 2 video dan 1 kali narasumber, maka jumlah poinnya (5×3) + (7×2) + (20×1) = 49 poin.
Wadah komunitas dapat menetapkan standar tertentu untuk diberikan penghargaan atas hasil pembuktian diri dari anggotanya.
Misalkan : Planter Perunggu = 100 poin, Planter Perak = 300 poin, Planter Emas = 500 poin.
Untuk bisa mendapatkan poin ini, kembangkan lagi apa yang bisa di sharing oleh anggota.
Muncul pertanyaan baru, apa gunanya mengumpulkan poin bertingkat ini bagi diri sendiri? Bukankah cukup 1 tingkatan saja?
Silakan dari wadah komunitasnya merumuskan hal istimewa (privilege) apa yang diberikan kepada masing – masing tingkatan.
Seperti : Planter Emas bisa mengikuti webinar gratis sebanyak sekian kali.
Hak istimewa yang diperoleh dari hasil pembuktian diri ini janganlah dinilai dengan uang. Karena keinginan berbagi, berkarya dan pengabdian tidak bisa dinilai dengan uang. Ini datangnya dari dalam diri anggota terhadap wadahnya.
JENJANG PEMBUKTIAN DIRI
Tentu saja pembuktian diri ini salah satunya terkait dengan pengetahuan / pengalaman / ketrampilan yang dimiliki, ada tingkatannya. Bisa juga disederhanakan menjadi jabatan Planter di kebun, dengan asumsi makin tinggi jabatannya maka makin banyak juga pengetahuan / pengalaman / ketrampilan yang dimiliki.
Planter yang jabatannya Mandor atau sederajat tentu tidak adil (fair) jika dibandingkan dengan Manager atau sederajat. Lalu bagaimana cara penilaian hasil pembuktian dirinya?
Caranya sederhana, wadah komunitas tinggal buat penghargaan pembuktian diri sesuai level jabatan.
Contoh : Mandor Planter Emas, Asisten Planter Perak, Manager Planter Emas, General Manager Planter Perak.
Ketika si A yang jabatannya diperusahaan adalah Asisten, kemudian aktif dalam komunitas Planter dan menjadi wadah pembuktian dirinya sehingga mendapat penghargaan Asisten Planter Perak, maka di komunitas tersebut si A sudah tergolong Planter Unggul dengan Kategori Asisten Planter Perak.
Apakah penghargaan Asisten Planter Perak dari komunitas memiliki nilai jual di perusahaan?
Secara langsung tidak ada korelasinya.
Secara tidak langsung, si A dapat mempromosikan diri dengan hasil pembuktian dirinya di wadah komunitas, dan minta kesempatan ke manajemen perusahaan untuk pembuktian dirinya di perusahaan. Siapa tahu, atasannya di perusahaan ternyata juga menjadi anggota diwadah komunitas yang sama.
Bermodalkan hasil pembuktian diri di wadah komunitas, tentu kepercayaan diri dan keyakinannya lebih baik, karena sudah pernah melewati tantangan yang sama sebelumnya.
Para Planter, selain pembuktian diri di tempat kerja, ayo jadikan komunitas Planter sebagai wadah pembuktian diri kepada Planter lainnya. Dunia Planter ini kecil, pasti ketemunya dia lagi dia lagi. Baik masuknya planter baru sebagai atasan di tempat kerja kita sekarang, ataupun kita pindah ke perusahaan lain suatu ketika.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi.