Oleh: Friyandito (Pengamat dan Pemerhati Sawit).

 

Selamat ya boy, udah diterima kerja di perusahaan sawit.

Tentu perasaan senang, bangga akhirnya bekerja, bersemangat untuk memulai sesuatu yang baru, sekaligus khawatir terhadap situasi kedepan yang akan dialami. Modal awal keberangkatan hanyalah 1 tas punggung + 1 koper pakaian. Inilah awal kisah menjadi seorang Planter Muda. Entah kedepan akan jadi berapa tas dan berapa koper pas pulang kampung?

 

PERSIAPAN SEBELUM BERANGKAT

Tentu sebelum berangkat ke lokasi kerja di perkebunan sawit, seorang Planter Muda perlu mendapat restu orang tua, dan pamitan dengan sanak saudara, dengan teman – teman dan spesial dengan best friend. Disaat inilah akan terucap harapan dari mereka, dan janji dari kita. Ada baiknya, harapan dari mereka dan janji dari kita ini dicatat baik secara manual maupun digital. Inilah moment penting pertama dari perjalanan hidup di pekerjaan, sebagai pengingat kedepan dikala galau.

Moment penting kedua adalah lihatlah kondisi orang – orang yang ditinggal pergi merantau. Kenapa? Penting untuk membandingkan kondisi mereka dalam selang waktu tertentu kedepannya, saat baru berangkat kerja vs setelah 1 tahun bekerja vs 3 tahun setelah bekerja. Perbaikan kondisi hidup mereka bisa menjadi salah satu pondasi kenapa kita harus bekerja. Artinya ada sumbangsih yang bisa kita berikan ke mereka dengan kita bekerja.

Dengan kondisi ini, kita berangkat bekerja membawa misi pribadi bagi diri kita dan bagi mereka.

 

PERJALANAN KE LOKASI PERKEBUNAN

Perjalanan ke lokasi perkebunan menunjukkan keberanian keluar dari zona nyaman menuju zona ketidakpastian.

Zona nyaman dikelilingi orang – orang yang dikenal, siap membantu dan melindungi kita, fasilitas dan sarana pendukung yang bisa membuat kita nyaman beraktivitas, kebebasan diri berekspresi, keleluasaan waktu.

Zona ketidakpastian, bertemu dengan orang – orang baru, berada dilingkungan baru, diatur melakukan aktivitas yang suka tidak suka harus kita lakukan, seringkali diminta menunggu tanpa diberi kepastian batas waktu seperti menunggu penjemputan oleh mobil kebun saat sampai di bandara, atau menunggu di mess kantor perwakilan sampai dijemput mobil kebun.

Memang kondisi ini tidak nyaman, tapi ini harus bisa dilewati dengan baik, yaitu tidak kesal, tidak marah dan dibawa santai saja. Ada 3 kunci selama perjalanan ke kebun:

  1. Manfaatkan waktu untuk cari informasi sebanyak-banyaknya tentang aksesibilitas ke kebun (untuk persiapan escape plan ðŸ˜, salah ding, untuk refreshing plan 😂), kebiasaan masyarakat setempat, pantangan dan hal taboo dimasyarakat, gambaran kondisi kebun yang akan dituju.
  2. Nikmati pemandangan selama perjalanan, sambil menandai posisi objek – objek penting seperti mall, tempat wisata, penginapan dikota terdekat dari kebun, dan yang terpenting tempat makan kuliner. Suatu saat kita akan datangi tempat – tempat ini.
  3. Menciptakan aktivitas me time singkat sekitar 10 -15 menit untuk mengembalikan keceriaan dan semangat. Kebiasaan Planter, me time nya adalah Ngopi atau Merokok. Ada juga yang main game HP offline (karena sulit sinyal diremote area).

 

SESAMPAI DILOKASI KEBUN

Perjalanan ke Lokasi kebun bisa saya cukup menantang dan melelahkan. Terkadang menggunakan 3 transportasi, yaitu udara, laut/ sungai dan darat. Semua dilalui demi sebuah Impian, menjadi seorang Planter. Sesampai dilokasi kebun, biasanya calon Planter baru ditempatkan di barak/ mess dengan fasilitas secukupnya. Bukannya Perusahaan tidak bisa menyediakan fasilitas memadai, tapi ini bagian dari tes mental.

Ada kesepakatan tidak tertulis mengatakan, “Lebih baik calon Planter baru merasakan pahitnya diawal-awal gabung Perusahaan, daripada sudah dididik sekian bulan, Perusahaan sudah banyak keluar biaya, trus ga tahan dan kabur. Maka tak heran cobaan diawal gabung dengan Perusahaan terasa berat. Padahal memang dikondisikan.

Sesampai dikebun, kenalilah wilayah (territorial) ditempat menginap dan ditempat beraktivitas, siapa penanggung jawabnya. Kemudian menghadap ke pimpinan Kebun biasanya setingkat Estate Manager, pimpinan di barak atau mess biasanya setingkat Kepala Training Center, dan pimpinan ditempat kerja biasanya setingkat Kepala Afdeling atau Kepala Divisi.

Untuk keperluan makan, kenali ibu kantin. Keperluan cuci setrika dan bersih-bersih ruangan, kenali ibu mess. Ketertiban dan keamanan, kenali pak satpam atau pak centeng (jaga malam). Untuk perbaikan dan ketersediaan fasilitas di tempat tinggal, kenali pak Umum atau General Affair (GA). Makin banyak kenal orang, mempermudah urusan kedepannya.

Setelah itu, tinggal mengikuti dan menikmati program untuk Calon Planter Baru yang sudah disiapkan oleh Kepala Training Center.

Selamat berjuang, untuk mewujudkan impiannya.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

Menjadi amal jariyah bagi penulis.

Aamiin.

Bagikan Artikel Menarik Ini, Pilih Platform Anda!

BEST PLANTER INDONESIA PEROLEH PENGHARGAAN DI AJANG SAWIT INDONESIA AWARD 2024 UNTUK KETIGA KALINYA
HARAPAN sebagai SUMBER SEMANGAT

Penulis

Friyandito