Dalam produksi sawit ada 2 hal utama yang mempengaruhinya, yaitu ketersediaan buah sawit di pohon (teknis budidaya) dan pengelolaan untuk memanen buah dipohon (manajemen panen). Artikel ini focus membahas mengenai ketersediaan buah dipohon.Referensinya adalah hasil penelitian dibawah ini.
Gambar paling kanan paling tinggi mencerminkan banyaknya buah yang bisa dihasilkan oleh pohon sawit. Ada 7 faktor pembatas yang menghambat terbentuknya buah dari yang paling besar pengaruhnya, yaitu:
- Lack of moisture = kurang kelembaban = kurang air → pengaruh paling besar.
- Low fertility = kurang kesuburan tanah = kurang pupuk.
- Poor Stand = pokok per hektar (SPH) rendah.
- Poor Soil Structure = struktur tanah tidak Ideal.
- Improper Crop Variety = varietas yang tidak sesuai.
- Weeds = kondisi gulma tidak terkontrol.
- Insects and deseases = kondisi hama penyakit tidak terkontrol.
Ternyata ketersediaan air menjadi faktor utama yang mempengaruhi ketersediaan buah di pohon. Sayangnya monitor terhadap ketersediaan air ini jarang dilakukan, baik monitor curah hujan (mm) maupun monitor hari hujan (HH). Gambaran umumnya sawit hidup dan berbuah normal pada curah hujan 2.500 – 3.000 mm/tahun atau pada hari hujan 3 – 25 hari hujan/bulan tanpa bulan kering. Bulan kering adalah apabila hari hujannya < 3 HH/bulan. Oleh sebab itu, bagi para pekebun sawit yang belum memonitor ketersediaan air di kebunnya, dapat memonitor hari hujan/bulan.
Kondisi air ini berpengaruh terhadap:
- pembentukan daun tombak 3 tahun yang lalu,
- pembentukan bakal bunga 2 tahun yang lalu,
- kerontokan bunga 1 tahun lalu.
Jika saat ini dipangkal pelepah sawit tidak ada bunga (baik bunga Jantan maupun bunga betina) dan tidak ada buah, itu disebabkan oleh kekurangan air. Waspadalah…. Waspadalah….